Subuh belum sempat menyeka embun,
Langit Gaza sudah disimbah api,
Dan bumi Palestin —
Masih menanggung luka yang diwariskan sejak 1948,
Ketika rumah-rumah dirobohkan,
Dan anak-anak menjadi pelarian di tanah kelahiran sendiri.
آتونا طفولي…
Berikan kami masa kecil kami…
Berikan kami kedamaian…
Nakbah bukan sekadar sejarah,
Ia adalah nadi yang berdarah,
Yang mengalir dari Deir Yassin ke Jenin,
Dari Sabra ke Shatilla,
Di mana tubuh-tubuh kecil disusun seperti batu nisan,
Dan dunia —
Masih memilih untuk membisu.
Di khemah yang koyak,
Di lorong yang sempit,
Anak-anak masih melukis bendera,
Masih menyebut nama Tuhan,
Masih menyimpan harapan —
Bahawa dunia akan melihat mereka bukan sebagai angka,
Tetapi sebagai jiwa.
آتونا طفولي…
Berikan kami masa kecil kami…
Berikan kami masa depan…
Di sekolah yang hancur,
Di masjid yang dibakar,
Di jalan yang disekat,
Mereka tetap berdiri,
Dengan batu di tangan dan doa di dada.
Dan kami,
Yang jauh dari Gaza,
Akan terus menyebut namamu,
Akan terus menulis,
Agar dunia tidak lupa,
Bahawa Palestin bukan sekadar tanah,
Tetapi jiwa yang sedang menunggu pembebasan.
Maka kami berdoa:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا،
اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Ya Allah,
Alihkanlah hujan bala dari mereka,
Tumpahkanlah rahmat ke lembah-lembah yang menanti,
Berikanlah masa kecil mereka kembali,
Berikanlah masa depan yang tidak dibina atas runtuhan.
Pak Ari
Papar, Ogos 2025
No comments:
Post a Comment