Di redup petang yang merunduk tenang,
aku bertanya pada bayang di tanah,
apakah makna hidup jika tiada arah,
dan ke mana jiwa harus melangkah?
Dalam diam, suara hati berbisik:
“Tujuanmu bukan hanya untuk diri,
tapi untuk menyulam kasih di bumi,
menyubur nilai, memelihara harmoni.”
Aku temui qanaah di wajah tua yang sabar,
di tangan petani, di doa ibu yang lebar,
di langkah anak muda yang tidak gentar,
membina MADANI dengan jiwa yang segar.
Ihsan bukan sekadar belas,
tapi tindakan yang ikhlas.
Hormat bukan hanya tunduk,
tapi memahami sebelum menghakimi.
Kebijaksanaan bukan milik sang cendekia,
ia lahir dari pengalaman dan rasa,
dari luka yang sembuh dengan doa,
dan harapan yang tak pernah padam walau kecewa.
Qanaah dalam MADANI…
adalah hidup yang memberi,
bukan sekadar mencari rezeki dan mengumpul materi,
tetapi menyalakan cahaya dalam diri untuk ummati.
PAPAR, 14 OGOS 2026 / 20 SAFAR 1447H
No comments:
Post a Comment