Monday, March 31, 2014

Ibrah disebalik musibah

Apabila Allah hendakkan(atau izinkan) sesuatu berlaku dengan kunNya, pasti ada didikan yang Allah hendak sampaikan.

Maha Suci Allah daripada membuat sesuatu dengan sia-sia.

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."

QS. Al-Hadid (57) : 22-23

Daripada Anas RA katanya, telah bersabda Rasulullah SAW, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang hambanya, disegerakan bagi hamba itu balasan sewaktu di dunia. Sebaliknya jika Allah menghendaki dengan hambanya keburukan ditangguh pembalasan itu supaya disempurnakannya di hari kiamat. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu bergantung pada besarnya ujian, sesungguhnya Allah itu apabila dia mengasihi sesuatu kaum dia menguji mereka dengan kesusahan. Sesiapa yang reda dengan kesusahan itu akan mendapat keredhaan Allah dan siapa yang tidak redha maka dia akan menerima kemurkaan Allah.” (Riwayat: at-Tirmizi)

Allah SWT memberikan pencerahan bahwa setiap peristiwa dan musibah terjadi dalam pengetahuanNya dan semua itu merupakan kehendak Allah untuk menciptakan kemampuan menanggung penderitaan dalam jiwa manusia, sehingga mereka dapat mencapai maqam redha, dimana mereka redha dengan segala apa yang terjadi pada dirinya. Hasilnya, mereka tidak akan menyesali apa yang diambil daripadanya dan begitu juga tidak terlalu gembira dengan apa yang diraihnya. Tapi yang mereka harus ketahui adalah apa saja yang diambil daripadanya akan digantikan oleh Allah di akhirat dan akan diberikan kepada mereka. Sementara mereka harus berterima kasih kepada Allah SWT atas apa yang diberikan kepadanya. Sebagai ungkapan syukur manusia kepada nikmat Allah SWT adalah melaksanakan kewajiban yang diperintahNya. Dalam hal ini, tidak boleh lagi ada penyesalan atau kegembiraan berlebihan dalam diri umat Islam.

Kesimpulan :
1) Orang beriman akan diuji menurut tahap keimanan dan kedudukan mereka di sisi Allah.
2) Bersabar menghadapi bala atau penyakit akan menghapuskan dosa.
3) Di antara tanda-tanda seseorang itu disayangi Allah ialah bala ujian yang ditimpakan ke atasnya. Oleh itu kita wajib bersabar atas kesusahan yang menimpa kita agar tidak ditimpa bala dua kali, yang keduanya ialah kerugian luput pahala.
4) Seseorang yang sabar menghadapi kesusahan hidup adalah sebagai tanda bahawa dia dikasihi Allah. Orang yang tidak dikasihi Allah dilambatkan balasannya iaitu sampai ke hari kiamat.
5) Seseorang yang bersabar menghadapi kesusahan akan diberi ganjaran yang setimpal dengan kesusahan yang dihadapi itu.
6) Seseorang yang ingin menjadi hamba yang dikasihi Allah dia hendaklah bersedia menerima ujian yang diturunkan Allah kepadanya, sebaliknya seseorang yang tidak redha menerima ujian Allah dia akan dibenci Allah.

No comments:

Post a Comment