Friday, December 28, 2012

Khaldun dan Corak Kenegaraan

Dalam membahagikan corak2 pemerintahan sesebuah negara, Ibn Khaldun mengklasifikasikan cara pelaksanaan kekuasaan dalam negara kepada tiga. Pertama, Kaedah pelaksanaan kekuasaan yang lemah lembut dan penuh keadilan; Kedua, kaedah pelaksanaan kekuasaan dengan penuh dominasi, menggunakan kekerasan dan intimidasi; dan ketiga, kaedah pelaksanaan kekuasaan dengan menjatuhkan hukuman dan sekatan-sekatan.

Dengan pelaksanaan kekuasaan yang pertama, manusia akan mendapat peluang untuk mengembangkan segala potensi yang terdapat di dalam dirinya. Ciri yang paling menonjol dalam masyarakat seperti ini adalah setiap orang megemukakan pendapatnya sebagaimana adanya, tanpa perlu ada perasaan takut dan tanpa ada orang yang menghalanginya. Ini menjadikan arus informasi pencerahan dan pengembangan pemikiran menjadi begitu lancar.

Dalam masyarakat kedua, rakyat akan memiliki jiwa penakut. Hal ini akan merugikan daya ketahanan nasional disebabkan rakyat akan menjadi malas dan dihinggapi oleh perasaan acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya.

Dalam masyarakat ketiga di mana kekuasaan diletakkan dengan kekerasan dan intimidasi, moral rakyat akan hancur sama sekali. Kiranya rakyat diperlakukan secara tidak adil dan tidak diberikan ruang dan kesempatan untuk mempertahankan diri serta menjelaskan perkara yang dialaminya, maka didalam hatinya ia amat terhina dan meghancurkan daya tahannya sebagai manusia. Dalam kerangka ini Khaldun merasa kagum dan menghargai orang-orang Badwi yang hidup bebas merdeka di tengah padang pasir.

Untuk mengatasi kesemuanya itu perlu suatu ideologi nasional/setara.. Ideologi nasional mesti berdasarkan politik keagamaan, di mana Allah dengan perantara Rasulnya, merupakan sumber pemberitahuan manusia akan pentingnya suatu nilai. Ideologi keagamaan akan menjamin kehidupan dunia dan akhirat. Manusia dalam hidup ini tidak semata-mata menuju pada dunia saja sebab seluruh dunia itu “hampa” dan “bathil” – kematian dan kefanaan. Pandangan ideologis dari sudut politik semata tidaklah lengkap, kerana memandang sesuatu tanpa nur ­Allah.

No comments:

Post a Comment